پایگاه اطلاع رسانی آیت الله ابراهیم امینی قدس سره

SHALAT

Shalat adalah tiang agama dan ibadah yang terbaik. Dalam sehari semalam, seorang Muslim beberapa kali meninggalkan kesibukan duniawinya dan menghadap Tuhannya. Ia berwudhu dan dengan penuh kekhusukan berdiri di hadapan Sang Pencipta untuk melakukan shalat. Ia menyendiri dengan Tuhannya dan berbicara dengan-Nya. Ia mengarahkan hatinya menuju Allah dan menyinarinya dengan berzikir.

Ibadah ini memiliki kedudukan sangat penting dan banyak ayat serta riwayat yang menekankan pentingnya shalat.

Al-Quran mengatakan, Tegakkan shalat, berilah zakat dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk. [258]

Wahai orang-orang beriman! Mintalah bantuan dengan shalat dan kesabaran. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. [259]

Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang beriman untuk menegakkan shalat dan menginfakkan apa yang Kami karuniakan kepada mereka secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan, sebelum datang hari yang tiada transaksi di dalamnya dan tiada pula manfaat (hubungan) teman. [260]

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu dan tegakkan shalat. Sesungguhnya shalat mencegah manusia dari perbuatan keji dan jahat. Zikir kepada Allah lebih besar dan Ia mengetahui apa yang kalian lakukan. [261]

Zaid meriwayatkan, “Aku mendengar Imam Shadiq as berkata, ‘Shalat adalah amalan terbaik dan merupakan wasiat terakhir para nabi as. Alangkah indahnya ketika seseorang mandi atau berwudhu, lalu ia rukuk dan sujud di tempat yang tidak terlihat orang lain. Ketika seorang hamba memanjangkan sujudnya, setan akan berteriak, ‘Celakalah aku! Orang ini menaati Allah, sedangkan aku menentang-Nya. Ia bersujud, sementara aku menolak perintah-Nya untuk bersujud.’” [262]

Rasulullah saw bersabda, “Saat seorang hamba berdiri melakukan shalat, Allah memandang ke arahnya sampai ia selesai shalat. Rahmat Allah menaunginya dari atas kepalanya hingga langit dan para malaikat mengelilinginya sampai ujung langit. Malaikat yang diutus Allah kepadanya akan berkata, ‘Wahai orang yang shalat! Andai kau tahu siapa yang sedang memandangmu dan dengan siapa kau sedang berbicara, niscaya engkau tidak akan meninggalkan shalat dan tidak bergeming dari tempatmu.’” [263]

Beliau juga bersabda, “Pada hari kiamat, seorang hamba dipanggil untuk dihisab. Hal pertama yang ditanyakan adalah shalat. Bila ia melakukan shalat dengan baik dan benar, ia akan selamat. Bila tidak, ia akan digiring ke neraka.” [264]

Dalam sabda beliau yang lain disebutkan, “Orang yang meremehkan shalat bukan pengikutku dan demi Allah, ia tidak akan mencicipi air telaga Kautsar. Orang yang minum minuman memabukkan juga tidak termasuk pengikutku dan demi Allah, iapun tidak akan menemuiku di telaga Kautsar.” [265]

Islam tidak hanya menyeru pengikutnya untuk melakukan shalat saja, namun juga meminta mereka untuk memandangnya sebagai tugas penting dan bersungguh-sungguh dalam menegakkannya. Islam menyuruh mereka untuk memperhatikan waktu shalat, melakukannya di awal waktu, shalat di mesjid secara berjamaah dan mengutamakannya di atas hal lain di semua tempat dan waktu. Shalat dalam Islam sangat penting sehingga bila seseorang sengaja meninggalkannya tanpa ada uzur, ia dianggap telah melakukan dosa besar dan berada di ambang kekufuran.

Imam Shadiq as meriwayatkan bahwa ada seseorang yang datang menemui Rasulullah saw dan berkata, “Wahai Rasulullah! Nasihatilah aku!” Beliau bersabda, “Jangan tinggalkan shalat dengan sengaja. Barang siapa yang meninggalkan shalat dengan sengaja, maka ia tidak termasuk umat Islam.” [266]

Jabir meriwayatkan sabda Rasul saw yang berbunyi, “Tidak ada garis pemisah antara iman dan kekufuran kecuali dengan meninggalkan shalat.” [267]

Kekhusukan dan kehadiran hati dalam shalat juga sangat penting. Bacaan zikir, surat, rukuk, sujud, tasyahud dan salam ibarat tubuh shalat, sedangkan kehadiran hati adalah ruhnya. Dengan kehadiran hati, jiwa manusia terbang menuju Allah dan mencapai maqam qurb (kedekatan) dengan-Nya. Meski kehadiran hati bukan syarat sahnya shalat, namun ia adalah tolok ukur bobot dan diterimanya shalat. Oleh karena itu, kehadiran hati dan kekhusukan dalam shalat sangat ditekankan:

Nabi saw bersabda, “Kadar diterimanya shalat tidak sama; sebagian setengah, sepertiga, seperempat, seperlima atau sepersepuluhnya. Sebagian shalat digulung seperti baju usang dan dipukulkan ke wajah orang yang melakukannya. Manfaat yang engkau peroleh dari shalatmu setara dengan kekhusukan dan kehadiran hatimu.” [268]

Beliau juga bersabda, “Orang yang perhatiannya tertuju kepada selain Allah ketika shalat, Allah akan berfirman kepada-Nya, ‘Wahai hamba-Ku! Siapakah yang kau tuju dan kau pinta? Apakah engkau mencari tuhan selain diri-Ku? Ataukah kau mencari pengawas selain diri-Ku? Atau kau menginginkan pemaaf selain-Ku? Padahal Aku lebih dermawan, lebih pemaaf dan memberi pahala lebih banyak dibanding selain-Ku. Saat shalat, Aku memberikan pahala tak terhingga kepadamu. Tujukan hatimu kepada-Ku, karena Aku dan malaikat-Ku memperhatikanmu.’ Bila hati orang yang shalat tertuju kepada Allah, maka dosa kelalaiannya yang terdahulu akan dihapuskan. Bila ia kembali tertuju kepada selain Allah, Dia akan mengulang firman-Nya dan akan menghapus dosa hamba itu bila ia menujukan hatinya kepada Allah. Demikian pula untuk kali ketiga. Namun, bila dalam kali keempat, hatinya masih tertuju kepada selain Allah, maka Dia dan para malaikat akan berpaling darinya, kemudian Allah berfirman, ‘Wahai hambaku! Aku menyerahkanmu kepada sesuatu yang kau inginkan dan kau cari.’” [269]


Macam-macam Shalat

Shalat ada dua bagian: wajib dan mustahab. Shalat wajib ada lima macam:

1. Shalat wajib harian, yaitu Shubuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya.

2. Shalat ayat: Shalat ini berjumlah dua rakaat dan dilakukan dengan cara khusus dan pada waktu tertentu. Shalat ayat wajib dilakukan saat terjadinya gerhana matahari dan bulan atau gempa bumi, atau fenomena langit yang membuat kebanyakan orang merasa takut.

3. Shalat jenazah: Dilakukan dengan cara khusus atas jenazah Muslim.

4. Shalat thawaf haji wajib: Berjumlah dua rakaat dan dilakukan setelah thawaf haji dan umrah.

5. Shalat qadha ayah yang wajib dilakukan anak lelakinya yang tertua.

Shalat-shalat mustahab sangat banyak dan kebanyakan terdiri dari dua rakaat. Misalnya, shalat nafilah harian yang dilakukan bersama shalat wajib harian. Nafilah Dzuhur delapan rakaat sebelumnya, nafilah Ashar delapan rakaat sebelumnya, nafilah Maghrib empat rakaat setelahnya, nafilah Isya dua rakaat yang dilakukan sambil duduk setelahnya dan nafilah Shubuh dua rakaat sebelumnya.

Shalat malam adalah salah satu shalat mustahab yang sangat ditekankan dan (utamanya) dilakukan menjelang subuh. Delapan rakaat dengan niat shalat malam, dua rakaat dengan niat shalat syafa` dan satu rakaat dengan niat shalat witir.

Masih ada shalat-shalat mustahab lain yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Mereka yang berminat bisa merujuk kitab-kitab doa.

 

258. QS. al-Baqarah:43.
259. Ibid., 153.
260. QS. Ibrahim:31.
261. QS. al-Ankabut:45.
262. Al-Kâfî, 3/264.
263. Ibid., 265.
264. Wasâil asy-Syî’ah, 4/30.
265. Ibid., 25.
266. Ibid., 42.
267. Ibid., 43.
268. Bihâr al-Anwâr, 84/260.
269. Ibid., 244.