پایگاه اطلاع رسانی آیت الله ابراهیم امینی قدس سره

Bab kedua Kenabian

Kenabian

 

Allah SWT mengutus para Nabi guna memberi petunjuk kepada manusia dan menyerahkan kepadanya hukum-hukum yang diperlukan kepada manusia. Dalil persoalan ini, adalah tujuan penciptaan manusia bukanlah hanya untuk hidup beberapa saat di dunia ini, dan memperoleh nikmat-nikmat ilahiyah, dan menyelesaikan priode dan usia pendeknya yang terbatas dengan ribuan usaha dan jerih payah dan mebertahan di dalam menghadapi berbagai jenis penderitaan, lantas mati dan binasa.

Apabila seperti ini, penciptaan manusia dan dunia akan sia-sia dan tiada berguna. Sedangkan Allah SWT adalah mustahil melakukan sesuatu yang sia-sia , maha suci Allah SWT dari itu semua.

Allah SWT menciptakan manusia untuk tujuan yang lebih tinggi. Allah SWT menciptakan manusia untuk memperoleh keutamaan dan kesempurnaan insani dan mendapatkan kelayakan untuk memperoleh kedudukan dan maqom yang menyampaikannya kepada pahala di akhirat kelak.

Oleh yang demikian, manusia memerlukan program yang sempurna dan hukum-hukum serta undang-undang sosial yang dari satu sisi mendisiplinkan kehidupan dunianya dan mencegah gangguan dan kearoganan orang-orang lain, dan menjamin hak-hak dan kebebasan serta ketenangannnya.

Dan di sisi lain, undang-undang tersebut memberikan jalan bagi kesempurnaan kemanusiaaan dan shirat mustaqim keberagamaan dan kembali kepada Allah SWT dan mengajarkan kepadanya jalan kesempurnaaan kesempurnaaan dan kemuliaaan jiwa, dan memberitahu tentang akhlak-akhlak yang buruk dan sebab sebab penyelewengan , namun akal yang pendek dan kurang manusia tidak mampu membuat dan menyusun undang-undang dan konsep-konsep sempurna seperti ini dan menyerahkannya kepada ummat, sebab:

Pertama, ilmu dan informasi manusia adalah terbatas dan kurang, dan tidak memiliki informasi yang cukup tentang berbagai kebutuhan manusia dan sisi sisi baik dan buruk serta bagian-bagian konflik atau sengketa antara undang-undang tersebut.

Bukti dari klaim ini adalah bahwa ummat manusia sejak awal kelahirannnya hingga sekarang, senantiasa berupaya untuk menyusun undang-undang yang sempurna untuk mengatur masyarakat, dan mereka telah bersusah payah di jalan ini dan membelanjakan uang yang banyak , akan tetapi sampai saat ini, mereka belum dapat menemukan undang undang yang diinginkan dan ideal itu, setiap hari mereka mengesyahkan undang undang, namun tidak lama kemudian, manusia menyadari akan kekurangannya, ataupun secara total merombaknya ataupun memperbaikinya dengan meratifikasi ( tabshirah-tabshirah) pasal-pasal yang baru.

Kedua, gharizah atau naluri egoisme dan mencari keuntungan di dalam jiwa para peletak undang-undang manusia itu tidak pernah mengijinkan untuk menutup mata dari kepentingan diri dan sanak keluarganya dan mereka tidak dapat melihat manusia dengan pandangan yang sama dan menjadikan kemashlahatan dan kepentingan manusia secara umum sebagai tujuannya dan setiap kali mereka memutuskan untuk tidak mengikuti dorongan keegoannya dan fanatisme dan menunjukkan prinsip kemanusiaa yang benar itu, namun pada akhirnyam watak dan nalurinya yang liar mengalahkan niat baik itu dan di luar kesadarannnya, ia telah berada di jalur mencari keuntungan.

Faktor berikutnya, para penyusun undang-undang manusia tidak mengetahui keutamaan dan kesempurnaan spiritual dan jahil terhadap program hidup spiritual. Dan mereka tidak melihat kebahagiaan manusia kecuali pada sisi urusan bendawi, padahal, kehidupan duniawi manusia tidak terlepas dari kehidupan spiriualnya, dan berlangsung hubungan yang dalam antara mereka.

Hanya, pencipta manusia dan alam ini yang mengetahui dengan sepenuhnya semua sisi mashlahat dan mafsadah manusia yang sebenarnya, dan mengetahui dengan baik jalan kesempurnaan dan menjauhi marabahaya dan dapat memberikan hukum dan ketetapan yang sempurna yang dapat menjamin kebahagian duniawi dan akhirat manusia.

Dengan dasar inilah, kita mengatakan, Allah SWT yang maha bijaksana, tidak pernah meletakkan manusia di lembah kebingungan dan kejahilan, melainkan luthuf-Nya yang tiada batas menuntut atau melazimkan agar Tuhan menyediakan undang-undang dan program program yang diperlukan oleh manusia melalui para Nabi pilihannya.

Para nabi merupakan orang-orang pilihan dan unggul, yang dapat menjalin hubungan dengan Tuhan semesta alam dan menerima hakikat dan hubungan seperti ini dinamakan wahyu dan wahyu adalah sejenis hubungan dan kontak khusus yang terjalin antara Tuhan dan Nabi. Nabi menyaksikan hakikat dunia melalui mata batin dan mendengar ucapan ucapan ghaib dengan telinga hati dan menyampaikannya kepada orang lain.


Syarat-syarat Kenabian

1. Ishmah, yang artinya Nabi itu harus suci dari dosa, yakni Nabi harus memiliki kekuatan dan kemampuan ghaib sehingga ia tidak melakukan dosa dan terselamatkan dari kesalahan dan dosa, sehingga mereka dapat menyampaikan hukum hukum Allah SWT yang dimaksudkan untuk memberi petunjuk manusia tanpa dikurangi dan ditambah.

Pabila rasul atau nabi sendiri berbuat maksiat dan berbuat melanggar apa yang dikatakannnhya, maka ucapannnya akan kehilangan kredibilitas dan makna sebab ia telah melanggar ucapannya sendiri dengan amal perbuatannnya dan secara praktik, ia mengajak manusia kepada dosa dan menentang undang-undang ilahi dan persoalan ini tidak dapat diragukan bahwa tabligh secara amaliah adalah lebih berpengaruh dari dakwah secara lisan.

Sekiranya Nabi adalah sering berbuat salah dan dosa dan lupa, maka kepercayaan akan dicabut darinya, dan perkataan-perkataannya tidak akan memiliki nilai lagi.

2. Ilmu, nabi harus mengetahui semua hukum dan undang-undang yang lazim atau perlu untuk kebahagiaan duniawi dan akhirat manusia, dan ia tidak boleh jahil atau bodoh dengan satupun persoalan yang diperlukan untuk memberi petunjuk manusia sehingga ia dapat memberitahukan kepada manusia jalan yang benar kesempurnaan dan program-program kebahagiaaan manusia secara sempurna dan mengenalkan kepada ummat jalan lurus agama yang hanya ada satu jalan dan terdapat hubungan yang dalam antara bagian bagiannya.

3. Mukjizat, mukjizat adalah suatu perbuatan di luar kewajaran yang terjadi dari sebab sebab tidak biasa dan tenaga manusia tidak akan mampu melakukannya. Lantaran Nabi mendakwa dapat menjalin hubungan dengan alam ghaib dan tuhan semesta alam--tidak sebagaimana biasanya--dan memperoleh ilmu langsung dari Tuhan.

Dan mendakwa bahwa telah diutus oleh Allah SWT untuk memberi pengajaran dan membimbing manusia, maka ia harus membuktikan klaim-klaimnya, ia harus melakukan sesuatu di luar kemampuan manusia biasa dan dipastiakn manusia tidak kuasa melakukannnya, sehingga dengan cara itu, kenabiannya serta pengakuannya memiliki hubungan khusus dengan Allah SWT, dapat dipercayai oleh manusia dan perbuatan perbuatan seperti ini dinamakan dengan mukjizat.

Secara ringkasnya, karena Rasul mendakwa menjalin hubungan dengan Allah SWT, maka ia harus menunjukkan kerja kerja yang biasa dilakukan oleh Allah sehingga pengakuannya itu dapat dibuktikan dan diterima.

Namun jangan sampai hal ini dilupakan, bahwa program para Nabi bukanlah sedemikian rupa sehingga mereka total tidak menggunakan sebab-sebab yang wajar dan senantiasa menggunakan mukjizat dalam melakukan pekerjaan-pekerjaannya, melainkan di tempat dimana keharusan telah menuntut dan pembuktian kenabian bergantung kepada pendatangan mukjizat, maka para Nabi melakukannya.


Cara mengenal Nabi

Telah terbuktikan bahwa seorang Nabi memiliki kedudukan yang sangat luar biasa yang mana mereka dapat menjalin hubungan dengan Allah SWT dan menerima hakikat melalui wahyu, nabi memiliki suatu kekuatan luar biasa kemaksuman ( keterpeliharaan dari dosa) dan adalah jelas, kalau kedudukan atau maqom penting ini tidaklah dimiliki oleh setiap orang, dan oleh yang demikian, hanya dengan satu daru dua cara, para Nabi itu dapat dikenali dan kebenarannya diketahui.

Cara atau jalan pertama, ada nabi lain yang kenabiannya telah terbuktikan yang membenarkannya, atau sebelumnya telah memberitahukan kedetangan Nabi itu serta menjelaskan tanda-tandanya.

Jalan kedua, hendaknya dia membawa mukjizat untuk kebenaran perkataaannnya dan melakukan suatu pekerjaaan yang manusia tiada akan pernah dapat melakukannya. Ketika manusia melihat seseorang mendakwa sebagai Nabi dan mengatakan bahwa dia adalah utusan Allah SWT untuk memberi petunjuk manusia dan dia melakukan sesuatu yang di luar kemampuan manusia biasa untuk melakukannnya?guna membuktikan kebenaran pengakuannya itu, maka ia akan meyakini bahwa dia itu jujur, karena seandainya dia itu pembohong, maka Allah SWT tidak akan mendukungnya melalui mukjizat, karena pembenaran terhadap seorang pembohong adalah meletakkan manusia ke lembah kebodohan dan keburukan, sedangkan Allah SWT tidak akan melakukan suatu perbuatan yang buruk.

Untuk mengidentifikasi kedudukan ishmah dan kenabian, tidak ada kalan lain yang bersifat umum, kecuali salah satu dari dua jalan ini.

Namun perlu diingat, bahwa khusus untuk para cendekiawan dan ahli ilmu, terbuka jalan lain , mereka dapat mentelaah undang undang dan hukum agama dan membikin perbandingan antara undang-undang tersebut dan undang-undang lainnnya dan memahami mashlahat dan kelebihan-kelebihannnya, Dan mereka dapat memeriksa dan meneliti perilaku dan ucapan orang yang mendakwa sebagai Nabi dan melalui cara ini, mereka dapat mendapatkan dukungan dan bukti-bukti untuk membenarkan dakwaannnya dan memperkukuh kekuatan imannya.

Akan tetapi, untuk melalui jalan ini, tiada memungkinkan bagis setiap orang dan cara ini tiada akan bernilai kecuali untuk mengkonfirmasikan kedudukan kenabian dan memperkuat kekuatan iman. Di Dalam al-Quran telah disebutkan beberapa mukjizat untuk sejumlah nabi, dan siapa saja yang meyakini al-Quran sebagai kitab samawi. Maka ia tiada jalan lain kecuali menerimanya. Kisah tongkat Musa yang berubah menjadi ular yang sangat besar dan hidupnya orang yang telah mati dan pulihnya orang yang buta sejak dari kandungan melalui Nabi Isa tiada dapat diingkari. Masalah kalau Nabi isa berbicara sejak berada di ayunan


Hanya Pencipta manusia dan alam

ini yang mengetahui dengan

sepenuhnya semau sisi maslahat dan

mafsadan manusia yang sebenarnya.

Dia mengetahui dengan baikjalan

kesempurnaan dan menjauhi

marabahaya serta dapat memberikan

hukum dan ketetapan yang sempurna

yang dapat menjamin kebahagiaan

duniawi dan akhirat manusia


merupakan penjelasan Al-Quran yang begutu jelas.
  

Jumlah para Nabi

Dari sejumlah hadis dapatlah dipetik kesimpulan bahwa Allah SWT telah mengutus 124.000 Nabi untuk memberi petunjuk manusia. Dan yang pertama dari mereka, adalah Nabi Adam as dan yang paling terakhir ialah Muhammad ibn Abdullah.*

Para Nabi terbagi menjadi beberapa kelompok, sebagian dari mereka, menerima tugasnya melalui wahyu, namun mereka tidak ditugaskan untuk menyampaikannya. Kelompok lainnya, mereka diberi juga kewajiban untuk menyampaikannya. Sebagian dari mereka memiliki agama dan syariat yang khusus, sedangkan sekelompok lainnya mereka tidak membawa syariat khusus melainkan mereka hanya menyebarluaskan syariat nabi lainnya dan betapa sering di satu masa, sejumlah nabi sedang melakukan kewajiban dan tugasnya di berbagai negeri yang berbeda.

Nabi Nuh as dan Ibrahim , Musa dan Isa dan Muhammad SAW merupakan Nabi yang paling mulia dan membawakan syariat yang khusus dan mereka dinamakan dengan ulul-al azmi.

Sebagian dari Nabi memiliki kitab seperti Nuh Ibrahim, Musa dan Isa serta Muhammad. Sebagian lainnnya tidak membawa kitab, sebagian dari mereka diutus untuk seluruh manusia, dan sebagiannya lagi diutus untuk masyarakat tertentu dan terbatas.


Muhammad Penutup Para Nabi

Muhammad ibn Abdillah merupakan salah satu diantara Nabi besar dan paling mulia diantara mereka dan dialah nabi kita ummmat muslimin. Tatkala Muhammad diutus sebagai rasul, peringkat pemahaman umat saat itu memungkinkan mereka dapat menerima undang terbaik.

Mereka mengerti tentang pengathuan atau makrifah yang tertinggi berkat upaya, kerja keras dan pengorbanan terus menerus dan panjang para nabi terdahulu. Di saat seperti itulah, Muhammad diutus guna menyampaikan program sempurna dan hukum yang lengkap kepada ummat manusia.

Hukum dan perintah-perintah Islam pabila dilaksanakan , maka ia akan menjamin kebahagiaan manusia baik di dunia maupun akhirat, hukum dan undang undang itu sudah cukup untuk mengarahkan masyarakat era Nabi dan bahkan juga cukup untuk menjamin kebahagiaaan masyarakat era sekarang dan generasi-generasi modern mendatang.

Siapa saja yang mentelaah dan mempelajari undang-undang dan pengetahuan islam dengan keingintahuan yang besar dan membandingkannya dengan undang-undang yang lainnya, maka kelebihan undang-undang islam tersebut akan menjadi jelas kepadanya. Oleh sebab itulah, Muhammad adalah Nabi yang terakhir da penutup para Nabi. Setelah beliau, tidak ada Nabi yang lainnya.

al-Quran mengenalkan beliau sebagai penutup para Nabi sebagaimana dalam ayat berikut, muhammad itu sekali-kali bukanlab bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah rasulullah dan penutup nabi-nabi. (QS. al-Ahzab: 40) Tema kepenutupan Muhammad merupakan suatu pokok aqidah. Siapa yang mengingkarinya, ia tidak akan terhitung sebagai muslim.


Mukjizat yang abadi

Rasulullah SAW memiliki mukjizat yang terjadi di sepanjang hari-hari kehidupannya dan telah disinggung di dalam buku buku sejarah dan hadis. Di samping itu, al-Quran merupakan mukjizat abadi dan bukti yang jelas kenabiannya.

Rasulullah saw mengenalkan al-Quran sebagai mukjizat dan secara resmi al-Quran mengyebutkan dirinya sebagai mukjizat dan mengatakan kepada ummat manusia, Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Quran yang kami wahyu kan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal al-Quran itu. (QS. al-baqarah:23).

Ayat lain mengatakan, "sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-Quran, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yangh serupa dengannya (QS. al-Isra:88).

Musuh musuh Islam meksipun mereka itu tidak pernah enggan untuk melakukan berbagai cara untuk menghancurkan islam, dan bahkan hadir dalam perang-perang yang sangat membahayakan, dan di jalan ini mereka mengalami banyak kerugian baik secara jiwa dan finansial, namun mereka tidak dapat memerangi alqur;an Muhammad dan membawakan sebuah surat yang seperti al-Quran, padahal, sekiranya persoalan ini memungkinkan buat mereka, tanpa diragukan mereka akan mendahulukan cara ini ketimbang cara-cara yang sulit lagi berbahaya dan mereka akan menyelamatkan diri dari semua kepayahan dan kesulitan tersebut.al-Quran diturunkan kepada Muhammmad dalam jangka waktu 23 tahun secara gradual.

Para sahabat rasul mencatat ayat-ayat yang turun tersebut dan sekaligus menghafalkannya sesuai dengan aslinya, kemudian diumpulkan dan berupa yang seperti sekarang ada di tangan kita , al-Quran adalah satu satunya kitab samawi yang tidak terjadi padanya sedikitpun perubahan dan penyelewengan dan sampai ke tangan generasi generasi berikutnta tanpa ada yang dikurangi ataupun ditambahi, dan al-Quran adalah kitab amal dan untuk dipraktikkan.

Apabila ummat Islam ingin bahagia dan mulia serta menemukan kembali kewibawaan dan kehormatan mereka yang telah hilang, maka tiada jalan lain kecuali mereka ikut program-program serta perintah-perintah al-Quran dan dengan mempraktikkannya, mereka dapat menyelesaikan problematika sosial dan penyakit-penyakit kemasyarakatan yang sedang dialaminya.


Sejarah ringkas Kehidupan Rasul SAW

Nama ayahnya adalah Abdullah dan nama ibunya Aminah. Beliau lahir di Mekkah pada tanggal 17 bulan Rabiu al awwal, di tahun yang dinamakan tahun gajah, dan pada tanggal 27 Rajab, di dalam usianya yang ke 40, beliau diutus sebagai Nabi. Beliau menetap di mekkah selama 13 tahun dan mengajak manusia secara sembunyi sembunyi dan terbuka kepada ajaran islam , dan selama itu, sekelompok manusia beriman kepadanya, namun orang-orang kafir dan penyembah berhala dengan keseriusan yang luar biasa, mereka menghalangi dan menghambat kemajuan dan perkembangan Islam dan mereka berupaya untuk menggangu dan menyakiti ummat islam dan khususnya rasul SAW , sampai pada suatu tahap, nyawa Rasul berada di ambang bahaya , dan saat itulah, beliau terpaksa hijrah , dan kaum muslimin sedikit demi sedikit ikut bergabung dengan beliau , dan kota Madinah berubah menjadi ibu kota pemerintahan Islami yang pertama dan menjadi basis militer. Rasul SAW selama sepuluh tahun di Madinah menyampaikan hukum dan membimbing masyarakat dan mengatur urusan sosial dan pasukan islam selalu dalam keadaan siap siaga untuk mempertahankan dan membela Islam. Rasul SAW hidup di dunia selama 63 tahun dan pada tahun 11 Hijriyah, yakni pada tanggal 28 bulan Shafar, beliau wafat dan dimakamkan di kota Madinah.

Rasul SAW semenjak masa kanak-kanak , telah begitu sopan dan jujur dan benar perilakunya, dan dari itulah, beliau dijuluki Muhammad al amin (yang terpercaya). Dari segi akhlak dan perilaku, beliau begitu terpandanf di zamannya , ia tidak pernah berbohong atau khianat , tidak pernah berbuat dzalim dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang buruk dan menghormati manusia.

Begitu baik budi pekertinya, dan rendah hati, beliau begitu peduli dan sering kali membantu orang-orang miskin dan membutuhkan, dan beliau selalu melakukan apa yang dikatakan oleh lisannya. Dan lantaran akhlak beliau yang mulia inilah, masyarakat condong kepada Islam dan mereka masuk Islam atas kehendak bukan atas dasar paksaan.

Imam ja'far Shadiq mengisahkan: "Seorang fakir datang menemui rasul SAW dan meminta bantuan, Rasul berhutang sejumlah kurma kepada salah seorang Anshar dan memberikannya kepada si peminta. Selang beberapa lama, rasul tidak menemukan kurma untuk dibayarkan kepada lelaki Anshar itu. Pada suatu hari lelaki Anshar itu datang meminta kurmanya, Rasulullah saw berkata, 'Sekarang ini, aku belum punya. Nanti saat aku memperolehnya., aku akan membayarnya. Sekali lagi lelaki Anshar itu datang dan mendengarkan jawabannya yang sama dari rasul SAW. Pada kali ketiga, ketika ia mendengarkan jawaban yang sama dari Rasulullah Saw, ia berkata, 'Sampai kapan engkau akan mengatakan, 'Insya Allah, aku akan membayar?" Mendengar jawaban yang tidak mengenakkan tersebut, rasul tersenyum dan kemudian berkata: 'Adakah orang yang bersedia menghutangi kurma kepadaku?' Seorang lelaki berkata: 'Ya rasul Allah! Aku akan memberikannya.' Rasul berkata: 'Berikan sejumlah kurma kepada lelaki ini.' lelaki Anshar itu berkata, 'Aku tidak memiliki piutang lebih dari separuh yang engkau berikan kepadaku, Rasul berkata, 'Separuh sisanya, aku berikan kepadamu.'"


Undang-undang Islam

Undang-undang Islam bukan hanya bersifat hukum ritual dan kewajiban individual, melainkan Islam merupakan sebuah sistem sosial yang sempurna dan memiliki hukum dan program di dalam semua aspek kehidupan manusia. Islam memiliki program dan undang-undang berkaitan dengan urusan sosial, politik, pidana dan madani.

Rasul SAW dan Ali ibn Abi Thalib memerintah terhadap muslimin dengan menjalankan undang-undang yang seperti ini, dan ummat awal islam mencapai semua kemajuan dan perkembangan yang sangat luar biasa lantaran melaksanakan program-program tersebut dan membangun pemerintahan yang kukuh, kita memiliki keyakinan bahwa undang-undang Islam adalah lebih baik da sempurna dibanding undang undang lainnnya.

Dan jika undang-undang tersebut dipraktikkan secara utuh di tengah manusia dan digunakan untuk mengatur urusan kemasyarakatan, maka manusia akan merasakan kebahagiaan , dan kedzaliman akan tercerabut, dan perdamaiaan dan ketulusan akan mengganti perang dan perdebatan, dan kemiskinan dan pengangguran akan hilang.

Kita yakin, Undang-undang islam tidaklah kurang dan bahkan tidak memerlukan penyempurnaan dan perbaikan. Kita mengetahui bahwa yang mensyariatkan Islam itu mengenal benar mashlahat manusia yang sebenarnya dan telah memberikan undang-undang yang terbaik kepada mereka. Kita yakin, setiap undang-undang yang bertentangan dengan al-Quran, ianya tidak selaras dengan kemashlahatan manusia yang sebenarnya serta tidak memiliki nilai.
Kita yakin bahwa kita harus mengikuti perintah-perintah Islam di dalam semua lini kehidupan agar kita memperoleh kebahagiaan.

Kita tahu bahwa kondisi menyedihkan ummat islam bukanlah disebabkan oleh Islam itu sendiri, melainkan semua penderitaan ummat islam sebagai akibat dari berplingnya mereka dari hukum dan undang-undang Islam, sebab undang-undang Islam ita belakangi dan malah kita mencari obat dari selain Islam untuk mengobati penyakit-penyakit sosial dan kita hanya mencukupi dengan islam secara luar atau kulitnya saja, maka kita hari ini jatuh ke hari yang hitam ini.

Kita yakin, apabila ummat Islam ingin menemukan kembali kemuliaan dan kebesarannnya dan menjadi bangsa yang maju dan menonjol di dunia ini, maka tiada cara lain, kecuali mereka menjadi muslim-muslim yang sejati dan melaksanakan seluruh undang undang islam dan mengambil ilham dari sprogram-program sosial al-Quran , namun selagi undang-undang Islam dan program -programnya hanya dalam bentuk tulisan dan tidak diaplikasikan , maka ummat Islam jangan berharap akan maju dan berkembang.