پایگاه اطلاع رسانی آیت الله ابراهیم امینی قدس سره

Metode Mengenal Nabi

Metode Mengenal Nabi

 

            Untuk mengenal kebenaran klaim nabi dapat dicapai dengan beberapa cara:

            1-Mukjizat. Mukjizat adalah jalan pengetahuan yang terbaik dan meyakinkan. Jika pengaku nabi membuktikan kebenaran pengakuannya itu dengan satu mukjizat atau beberapa mukjizat, yang dikukuhkan dengan dalil-dalil pasti seperti kesaksian (dari orang yang dapat dipercaya—peny.) atau kabar terpercaya, maka dengan jalan ini kenabian dapat diputuskan kebenarannya.

            2-Pemberitahuan para nabi sebelumnya. Bilamana nabi terdahulu menetapkan kenabian seseorang sesudahnya—yang merupakan kewajibannya untuk mengabarkan pengutusan nabi yang akan datang sesudahnya dan menjelaskan ciri-cirinya dengan sempurna—maka bisa ditetapkan kenabian orang setelahnya itu. Seperti dalam kasus Nabi Muhammad (saw). Para nabi dahulu membawa kabar gembira tentang kedatangan beliau. Berita gembira itu telah termaktub dalam kitab-kitab mereka. Dalam kaitan ini al-Quran menjelaskan melalui sabda Nabi Isa as, Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata, “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” (QS. ash-Shaff:6).

          3-Menelaah teks undang-undang dan ajaran agama nabi. Jika ilmuwan dan peneliti mengadakan penilaian terhadap segenap pengetahuan, hukum, undang-undang dan program agama dari berbagai sisi, objektif dan tanpa fanatik, maka ia akan dapat mengetahui kadar nilai dan komprehensifitas agama itu. Jika terlihat agama tersebut berdasarkan standar-standar rasional, undang-undangnya dibuat memenuhi kebutuhan-kebutuhan hakiki masyarakat, membela hak-hak individual dan sosial satu bangsa, memperhatikan keadilan sosial di semua tempat, menjamin kebahagiaan dunia-akhirat, mewasiatkan moral yang baik dan agar meninggalkan moral yang tercela, maka ia telah menyingkap validitas dan kesempurnaan agama tersebut. Dengan jalan ini si peneliti itu dapat menetapkan dan membenarkan kenabiannya.

            Dua poin yang perlu disebutkan di sini: pertama, penelitian yang cermat dan dalam semua aspek tersebut hanya untuk kalangan terbatas (para pakar saja), dan bukan merupakan tugas semua orang. Kedua, taruhlah itu dapat dilakukan melalui petunjuk-petunjuk dan bukti-bukti. Namun tidak dapat menjadi sebuah dalil yang meyakinkan yang akhirnya memaksa kita untuk bersandar kepada bukti mukjizat.

            4-Menelaah kehidupan, moral dan perilaku pribadi yang mengaku nabi. Jika dia adalah seorang yang amanah, semua orang membuktikan perbuatannya benar dan tidak ada setitik pun kelemahan atau kekurangan dalam moral internal dan eksternal (berakhlak baik terhadap dirinya dan orang lain). Ia sendiri melakukan apa yang dia ucapkan. Hal ini juga bisa dijadikan pendukung dalam pengakuan kenabiannya dan dibenarkan oleh umat. Tetapi masalah ini merupakan dukungan bukan dalil pasti dan hujah syar’i.